Candirejo adalah nama salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini letaknya dekat dengan rawa pening. Perkembangan dari Desa Candirejo sekarang semakin maju. Di samping itu, mari menilik kilas balik bagaimana asal usul Desa Candirejo.

Letak candirejo yang dekat dengan banyubiru membuatnya memiliki beberapa candi. Dalam catatan Sejarah banyubiru adalah wilayah tempat peralihan Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Brawijaya 5. Ketika Brawijaya hendak mengunjungi putranya Raden Fatah, ia singgah dulu di Banyubiru. Banyubiru memiliki tanah perdikan sehingga di sekitarnya terdapat beberapa candi-candi

Suparna selaku Kepala Dusun Candi Tengah mengungkapkan bahwa nama Candirejo berasal dari dua kata yaitu candi dan rejo. Warga desa menyebutnya dengan nama Candirejo karena ada beberapa situs yang menunjukkan sebuah arsitektur seperti candi.

“Jadi, nama candirejo secara otomatis berasal dari kata candi dan rejo. Karena terdapat beberapa situs yang arsitekturnya menyerupai candi, sehingga memudahkan warga sekitar untuk menyebutnya dengan nama candirejo,” ungkapnya.

Candirejo asalah sebuah desa yang hebat. Di sana terdapat museum pandanaran yang dulunya adalah kawatdanan. Kawatdanan sendiri yaitu setingkat lebih tinggi dari kecamatan. Sehingga dengan adanya kawatdanan tersebut, candirejo bisa dikatakan dulunya adalah pusat pemerintahan.

Sejak awal nama candirejo tetap sama hingga sekarang. Nama candirejo sendiri memiliki sebuah makna yaitu candi yang berarti tempat untuk memuja atau berdo’a dan rejo yang artinya kemakmuran. Dengan adanya candi diharapkan masyarakatnya menjadi rejo. Suparna mengemukakan bahwa candi yang ada di candirejo secara spesifik hanya satu, namun ada beberapa sisa sisa kecil saja. Candi tersebut terletak di dusun Karangpawon. Selain itu terdapat candi lain yaitu Candi Yoni yang ada di Gumuk Masjid.

Suparna menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki bukti otentik tentang sejarah tentang kapan nama candirejo dicetus. Tidak ada bukti jelas yang menyebutkan hal itu. Sehingga Masyarakat meyakini secara sistematis karena dekat dengan pesisir rawa pening dapat diperkirakan ada bersamaan dengan adanya rawa pening, yaitu sekitar tahun 1500-an M pada masa Kerajaan Demak.

Menjadi catatan untuk kita semua agar merawat dan melestarikan budaya leluhur kita. Anda tidak akan mengenal sejarah tanpa ada catatan. Seperti kata Ir. Soekarno “Jas Merah” jangan sekali-kali melupakann sejarah. Untuk itu kita generasi muda perlu berperan dalam melestarikan peninggalan maupun budaya leluhur bangsa kita.

Penulis: Yuli Setiawati